Pengertian Kinerja
Istilah kinerja sering kali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotifasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standart dan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang di harapkan. Penilain kinerja perusahaan digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kepentingan mereka terhadap perusahaan. Salah satu cara untuk mengukur baik atau tidaknya suatu kinerja dapat dilihat dari tingkat output yang dihasilkan dari suatu perusahaan guna mempelajari kinerja secara mendalam perlu diketahui makna dari kinerja itu sendiri.
“Kinerja adalah hasil pemanfaatan secara baik atas sumber daya yang ada dan sekaligus mencerminkan seberapa jauh suatu keberhasilan tercapai”. (Sjafri Mankupawira, 2002:226).
“Kinerja adalah hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai atau perusahaan dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya” (Anwar Prabumankunegara,2002:67).
Dari definisi-definisi diatas dapat dikatakan bahwa sumber daya yang ada secara maksimal dapat mencerminkan keberhasilan sebuah pekerjaan yang telah tercapai. Baik buruknya kinerja yang akan dicapai sangat dipengaruhi oleh factor-faktor berikut, yaitu :
1. Performance Perusahaan = Motivation + ability
Penampilan disini mencakup motivasi dan kemampuan seorang karyawan atau perusahaan, karena motivasi dipengaruhi oleh kondisi social, fisik kebutuhan dan individu ataupun perusahaan itu.
2. Kemampuan (ability) = Situation Behavior
Kemampuan yang dimuiliki oleh pegawai atau perusahaan sangatlah mempengaruhi dari hasil yang dikeluarkan dan secara otomatis kelakuan (behavior) akan sangat mempengaruhi kinerja yang dicapai.
3. Motivasi (Motivation) = Skill atau Performance
Motivasi yang sangat mempengaruhi kinerja adalah keterampilan dan performance yang dimiliki
Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan adalah metode atau teknik analisis atas laporan keuangan yang berfungsi untuk mengkonversikan data yang berasal dari laporan keuangan sebagai bahan mentahnya menjadi informasi yang lebih berguna, lebih mendalam, dan lebih tajam dengan teknik tertentu.
2.1.3 Keterbatasan dan Kelemahan Analisis Laporan Keuangan
Dalam prinsip-prinsip akuntansi
1. Laporan keuangan bersifat historis, laporan keuangan yang telah lewat karenanya laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi
2. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi keinginan pihak tertentu
3. proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan
5. laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila terdapat beberapa kesimpulan yang tidak mengenai penilian suatu pos maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil
6. laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa atau transaksi daripada bentuk hukumnya
7. laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknik, dan pemakai laporan di asumsikan memahami bahasa teknik akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan
8. adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antara perusahan
9. informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan
Kelemahan Laporan Keuangan meliputi :
1. Objek analisis laporan keuangan hanya laporan keuangan saja
2. Analisis laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan, oleh karenanya kelemahan laporan keuangan harus selalu diingat agar kesimpulan dari analisis itu tidak salah
3. Objek ananlisis adalah data historis yang menggambarkan masa lalu dan kondisi ini bisa berbeda dengan kondisi masa depan
Tolok Ukur Kinerja Perusahaan
Pengukuran kinerja perusahaan dapat digolongkan menjadi
1. Pengukuran Pendapatan Residual
Pengukuran ini dinyatakan dalam istilah moneter dan memasukkan semua efek-efek dari biaya modal, baik hutang dan ekuitas. Selain itu penelitian ini tidak menggabungkan pendapat pasar tentang pertumbuhan mendatang. Contoh dari pengukuran pendapatan residual adalah nilai tambah ekonomis / economic value added (EVA) dan nilai tambah kas (CVA)
2. Komponen Pendapatan Residual
Merupakan elemen-elemen dari pendapatan residual, tetapi khususnya tidak memasukkan biaya modal. Contohnya : EBIT, EBITDA, NOPAT, dan RONA
3. Pengukuran Berdasarkan Pasar
Pengukuran ini diperoleh dari pasar modal, yaitu dengan cara menggabungkan pendapatan pasar mengenai pertumbuhan mendatang. Contoh : total shareholder return (TSR), nilai tambah pasar / market value added (MVA), pengembalian kelebihan (Excess return), dan nilai tambah mendatang / future growth value (FGV)
4. Pengukuran Arus Kas
Pengukuran ini terdiri dari cash flow from operation (CFO), arus kas beban dan arus kas pengembalian investasi (CFROI)
5. Pengukuran Pendapatan Tradisional
Merupakan tolok ukur yang bersumber dari laporan keuangan normal. Contoh : pendapatan bersih, pendapatan persaham / earning per share (EPS ), return on investment (ROI)


2 komentar:
anak akuntansi sejati nih.. nadya nambah ilmu lg deh..
g jg ahh, sama2 bgi ilmu
btw blog u ap ?
Posting Komentar